Selasa, 31 Maret 2015

PUANG MAKKA - SILSILAH

Syekh Sayyid Habib A. Rahim Assegaf Puang Makka (1960-sekarang) merupakan ulama yang fokus membina tarekat. Lahir di Makassar, 14 September 1960.  Sejak kecil dikirim oleh ayahnya nyantri selama 6 tahun (1975-1982) di Pesantren Tebuireng Jombang yang didirikan KH. Hasyim Asy'ari. Beliau kemudian mendalami tasawuf dengan berguru langsung pada Habib Lutfi bin Yahya di Pekalongan selama 20 tahun. Menempuh pendidikan formal di Makassar, Perguruan Islam Balang-Balang, kemudian di SMA 3 hingga meraih gelar sarjana di Sospol Unhas.

Beliau mendapat amanah sebagai Mursyid Jam'iatul Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassary yang diwarisi dari ayahnya, Syekh Sayyid Jamaluddin Assegaf Puang Ramma dan tercatat sebagai mursyid ke 11 dari Syekh Yusuf. Jumlah jama'ah yang telah dibai'at mencapai 17.621. Pengajian rutin setiap malam Jum'at di kediamannya, Jalan Bajibicara no.7 Makassar. 

Puang Makka setiap malam tidurnya hanya cukup 2 jam. Kegiatan diisi tauziyah dan shalat lalil hingga shalat shubuh. Pagi hari rutin mengantar anaknya ke sekolah, setelah itu dilanjutkan berzikir sedikitnya 3 jam hingga menjemput anaknya pulang sekolah serta istrinya, A. Hasriani  Abdullah Assegaf, karyawan tetap PT. H. Kalla.

Puang Makka dikenal sebagai ulama sufi yang tegas, istiqamah, mursyid tarekat serta memiliki jaringan yang luas. Kharisma sebagai ulama yang memiliki banyak jamaah acapkali dikunjungi banyak kalangan, tidak terkecuali politisi yang datang minta restu sekaligus doa. Sehari-hari beliau membina pengajian tarekat. Nasehat-nasehatnya senantiasa menyejukkan dengan tema-tema sufistik.
Sejumlah jamaah merasakan ketenangan batin dengan bergabung dalam tarekat yang dibina beliau. Istiqamah mengajarkan nilai-nilai zuhud, qana'ah serta memaksimalkan ibadah sunat untuk kesempurnaan ibadah wajib. Keteladanan beliau tercermin dari sikapnya yang terbuka, tetapi paling sering memberi nasehat ihwal kecintaan pada ilmu dan ulama serta perbaikan moral. Sosok sebagai ulama sufi menjadi figur yang sangat dirindukan di tengah kegaduhan kehidupan duniawi.


SILSILAH PUANG MAKKAH

Tarekat merupakan jalan kesufian untuk berada sedekat mungkin dengan Tuhan berdasarkan tuntunan Rasulullah saw dilanjutkan oleh sahabat dan tabi’in, turun temurun sampai kepada mursyid/masyayukh (pembimbing spiritual) sambung menyambung dan rantai berantai seperti halnya tarekat Jam’iyah Khalawtiyah Syekh Yusuf al-Makassariy, silsilahnya muttasil (tidak terputus) dari seorang sufi ulama dan pejuang makassar abad ke-17, syaikh Yusuf al-Makasariy al-khalwatiyah, yang ber-tabarruk terhadap Muhamad (Nur) al-Khalwatiy al-Khawa Rizmi (w. 751-1350). Syaikh Yusuf al-Makasariy, pertamakali menyebarkan tarekat ini dan kemudian di era tahun 1950-an dikembangkan oleh Allahu Yarham Syaikh Sayyid al-Habib Kiai Haji Jamaluddin Assegaf Puang Ramma al-Khalwatiyah Syaikh Yusuf al-Makassari al-Magfur Qaddasallahu Sirrah (l. 21/6/1919 M/w. 15 Sya’ban 1427 H, atau tanggal 8 September 2006 M). Tarekat ini, tidak saja pengaruhnya di bumi nusantara, melainkan sampai ke Timur Tengah, Srilangka, dan ke Afrika Selatan. Sepeninggal Syaikh Yusuf, 23 Mei 1699, masyarakat sampai kini mengsakralkan kuburannya yang terletak di Jalan Syaikh Yusuf Lakiung Sungguminasa, mereka datang ke sana untuk berwasilah, bernazar, berdoa, dan bertabarruk. Ajarab utama yang diajarkan Syaikh Yusuf kemudian dikembangkan Puang Ramma, adalah pemurnian kepercayaan (aqidah) pada keesaan Tuhan yang tidak terbatas dan mutlak, mencakup segalanya (al-ahattah) dan ada di mana-mana (al-ma’iyyah) atas ciptann-Nya. Puang Ramma dalam mengajarkan tarekat ini, meskipun berpendapat bahwa Tuhan mengungkapkan dirinya dalam ciptaan-Nya, hal itu tidak berarti bahwa ciptaan-Nya adalah Tuhan itu sendiri, semua ciptaan adalah semata-mata al-mawjud al-majazi. Dengan demikian ciptaan hanyalah bayangan Tuhan dan bukan Tuhan itu sendiri. Dengan konsep al-Ahathah dan al-Ma’iyah Tuhan turun (tanazzul), sementara manusia naik (taraqqi), suatu proses spiritual yang membawa keduanya semakin dekat. Namun proses itu tidak akan mengambil bentuk dalam kesatuan akhir antara manusia dan Tuhan, sementara keduanya menjadi semakin dekat berhubungan dan pada akhirnya manusia tetap manusia dan Tuhan tetap Tuhan. Dalam pada itu, Puang Ramma menekankan pentingnya wasilah, mediasi melalui dirinya sebagai mursyid yang karena itu semasa hidupnya, Puang Ramma selalu mengadakan amalan ritual bersama jamaahnya. Setiap malam Jumat mengumpulkan jamaahnya, dan mentradisikan pembacaan kitab sirah Nabi saw., burdah al-Barazanji disertai salawatan di kediamannya, Jalan Baji Bicara Nomor 7 Makassar (dikenal dengan BBC7), banyak jamaah yang mengikuti rutinitas seperti ini. Setiap bulan Ramadhan, Puang Ramma menggelar acara zikiran, bahsul masail dalam forum diskusi tasawuf dan pengajian bagi jamaahnya, terutama pada malam-malam ganjil akhir Ramadhan. Sepeninggal Puang Ramma acara ritual tersebut senantiasa mentradisi dan diamalkan secara berkelanjutan oleh jamaahnya, bahkan lebih terorganiasir lagi karena jamaah tarekat Puang Ramma di era sekarang telah membentuk organisasi Jam’iyah, didirikan secara resmi tanggal 15 Sya’ban 1427 H bertepatan dengan 8 September 2006 M, diprakarsai murid sekaligus anaknya, yakni Syekh Sayyid A. Rahim Assegaf Puang Makka. Database terakhir, jumlah jamaahnya mencapai 15.727 orang, tersebar di berbagai daerah, terutama di kalimantan, mataram, pulau jawa, lebih spesifik lagi di Makassar, Gowa, Maros, Pangkep, Parepare, Bone, Bulukumba dan selainnya.SILSILAH SANAD TAREKAT SYEKH YUSUF AL-MAKASSARIY
1 Nabi Muhammad Saw Sayyidul Anam wal-Mursalin
2 Ali bin Abu Thalib Karramallahu Wajhahu
3 Hasan al-Basri wa Husein Bin Ali Fatimah Az-Zahrah
4 Gauts Habib al-Jami’
5 Dawud at-Tha’i
6 Ma’rif al-Karkhi
7 Sir as-Saqatiy
8 Junaid al-Bagdadiy
9 Munsyid ad-Dainuriy
10 Ahmad Aswad ad-Dainuriy
11 Muhammad Ibn Abdullah
12 Umar bin Abdullah
13 Najib bin Abdullah
14 Muhammad al-Abhariy
15 Ruknuddin at-Thabrisyi
16 Syihabuddin at-Thabrisyi
17 Jamaluddin at-Thabrisyi
18 Ibrahim al-Kailani
19 Abdullah asy-Syarwani
20 Afandi Umar al-Khalwatiy
21 Yahya asy-Syirwani
22 Afandi Zubair ar-Rumiy
23 Muhammad al-Anshari
24 Abdullah al-Qarniy
25 Uwais al-Qarniy
26 Syamsuddin ar-Rumiy
27 Idrus ar-Rumiy
28 Yusuf Ya’qub al-Antabiy
29 Ahmad ar-Rumi
30 Waliy al-Habliy al-Ajniy
31 Ahmad bin Umar
32 Abu Barkah Ayyub al-Khalwatiy
33/1 Syekh Yusuf Abu al-Mahasin Tajul Khalwatiy al-Makassariy
34/2 Abu Fatih Abdul Bashir Tuang al-Rappangiy
35/3 Abu Sa’id al-Fadhil
36/4 Abdul Majid Nuruddin
37/5 Sayyid Abdul Gaffar Assegaf
38/6 Sayyid Muhammad Zainuddin Assegaf
39/7 Sayyid Ali Assegaf
40/8 Sayyid Hasan Assegaf
41/9 Sayyid Ibn Hajar Assegaf
42/10 Sayyid Abdul Malik Assegaf
43/11 Syekh Sayyid Jamaluddin Assegaf Puang Ramma
44/12 Syekh Sayyid Abd. Rahim Assegaf Puang Makka
45/13. ____________________
Metode zikir "La Ilaha Illallah", duduk bersilah dengan penuh konsentrasi sambil mengucapkan "La" bersamaan menarik napas dari pusar sampai ke otak, disusul dengan bacaan "Ilaha" dari bahu kiri ke kanan keadaan menahan napas, kemudian mengucapkan "Illallah" yang dipukulkan ke dalam hati sanubari sebelah kiri yang letaknya kira-kira lima jari di bawah susu sebelah kiri sebagai tempat bersarangnya nafsu lawwamah sambil mengeluarkan napas secara perlahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar